Author: Nur Istifaiyah
Editor: Yustina
Merebaknya tren terbaru di medsos dan komunitas online yaitu “Do it yourself skincare” berupa konten tutorial meracik skincare sendiri, dengan berbagai ulasan dan tips mengenai produk skincare yang dipopulerkan oleh para “beauty influencer” telah merambah ke kalangan remaja yang beranggapan bahwa meracik kosmetik sendiri lebih aman dan hemat. Tapi benarkah? Mari kita cek dulu faktanya
Bila ditelisik lebih jauh tentang alasan para remaja meracik skincare sendiri umumnya dikarenakan keinginan untuk mendapatkan hasil yang instan tanpa harus menunggu lama, adanya iklan yang overclaim mengenai khasiat bahan yang terkandung dalam produk tersebut dan pengaruh influencer di berbagai sosial media.

Gambar 1. Bahan-bahan alami dalam Meracik Skincare
Tren “personalized skincare” membuat banyak orang mencoba-coba mencampur produk sendiri, bahkan 1 dari 3 pengguna mencampur produk skincare sendiri, namun ternyata kombinasi bahan aktif yang salah bisa saling menetralkan atau memicu reaksi berbahaya. Oleh karena itu formulasi produk harus dilakukan oleh ahli agar aman dan efektif.
Seringkali timbul pertanyaan, adakah bahaya tersembunyi dari kosmetik racikan sendiri? Amankah bila dipakai?
Faktanya apakah alat yang dipakai untuk membuat kosmetik sudah steril? Apakah komposisi bahan yang digunakan sudah tepat?
Jika meracik sendiri di rumah tanpa bahan yang tidak steril dan pengawet yang tidak sesuai maka akan meningkatkan risiko kontaminasi bakteri. Hal ini bisa berakibat infeksi terutama bagi para pengguna dengan kulit sensitif.
Racikan skincare tanpa panduan yang jelas tidak hanya berisiko bagi kulit, tetapi juga kesehatan secara keseluruhan misalnya timbulnya kemerahan pada kulit (eritema), kulit menjadi kering, iritasi kulit dan hiperpigmentasi. Yang diharapkan adalah kulit menjadi glowing tetapi hasilnya malah menjadi bercak-bercak hitam.
Gambar 2. Efek Hiperpigmentasi yang dapat muncul Ketika salah meracik skincare
Misalnya terlalu banyak menggunakan bahan aktif yang bersifat asam (asam salisilat, asam glikolat) akan menyebabkan kulit terbakar, kemerahan, juga jerawat
Harap berhati-hati dengan DIY Skincare sebab tidak semua bahan aman untuk kulit apabila :
- Takaran yang digunakan tidak tepat.
- Tanpa ada uji laboratorium.
- Skincare yang diracik sendiri seringkali tidak memperhatikan stabilitas bahan aktif.
Akhirnya akan menimbulkan bahaya sebagai berikut :
- Rentan kontaminasi mikroba seperti bakteri, jamur, dan lainnya
- Reaksi alergi dan iritasi kulit yang parah
- Ketidakcocokan bahan aktif bisa menyebabkan reaksi buruk pada kulit
- Kosmetik racikan tidak melalui uji laboratorium yang memastikan kestabilan, keamanan, dan efektivitasnya
Gambar 3. Ilustrasi perawatan kulit di rumah
- 1. Retinol dan Vitamin C
Adapun bahan-bahan yang terkandung dalam skincare yang tidak cocok jika dikombinasikan ialah :
Tingkat pH yang berbeda: Retinol bekerja paling baik pada tingkat pH yang lebih tinggi (sekitar 5,5-6), sedangkan Vitamin C (asam askorbat) memerlukan tingkat pH yang lebih rendah (sekitar 3,5) agar efektif.
Kedua bahan tersebut ampuh dan dapat menyebabkan iritasi, kemerahan, dan mengelupas bila digunakan bersamaan, terutama untuk kulit sensitif.
Rekomendasi penggunaan: Gunakan Vitamin C di pagi hari dan Retinol di malam hari
- 2. Retinol dan AHAs/BHAs
Peningkatan Iritasi: baik Retinol maupun AHA/BHA berfungsi sebagai pengelupas kulit. Menggunakan keduanya secara bersamaan dapat menyebabkan pengelupasan kulit berlebih, menyebabkan iritasi, kemerahan, dan sensitivitas.
Sensitivitas Kulit: menggabungkan bahan-bahan ini dapat membuat kulit menjadi lebih cerah lebih sensitif terhadap faktor lingkungan, terutama sinar UV.
Rekomendasi Penggunaan:
Malam bergantian: gunakan Retinol satu malam dan AHA/BHA aktif lain.
Atau gunakan AHA/BHA di pagi hari (diikuti dengan tabir surya) dan Retinol di malam hari.
- 3. Benzoyl Peroxide dan Retinol
Penonaktifan Retinol: Benzoil peroksida dapat mengoksidasi retinol, sehingga efektivitas khasiat retinol menurun.
Meningkatnya Iritasi: Kedua bahan tersebut dapat membuat kondisi kulit semakin kering dan mengalami iritasi. Pengunaan kedua bahan ini secara bersamaan dapat memperburuk efek ini.
Rekomendasi Penggunaan: Gunakan Benzoil Peroksida di pagi hari dan Retinol di malam hari.
- 4. AHAs/BHAs dan Eksfolian Fisik
Pengelupasan berlebihan: Baik AHA/BHA maupun exfoliant/scrub berfungsi untuk mengelupas kulit. Menggunakan keduanya dapat menyebabkan pengelupasan kulit yang berlebihan, menyebabkan iritasi, kemerahan, dan sensitivitas.
Rekomendasi Penggunaan: Pilih satu jenis exfoliant dan gunakanlah sesuai dengan jenis dan toleransi kulit Anda.
Misalnya, gunakan AHA/BHA beberapa kali seminggu dan hindari exfoliant pada hari-hari tersebut.
Gambar 4. Eksfolian Fisik
Selain “DIY Skincare” ada yang lagi yang tren yaitu “Skincare Etiket Biru” yaitu produk perawatan kulit yang mengandung bahan obat keras dan dibuat sebagai produk racikan. Sehingga produk etiket biru hanya bersifat personal yang khusus disiapkan untuk pasien yang telah berkonsultasi dengan dokter. Jadi Etiket biru menandakan bahwa skincare nya itu based on prescription atau resep dari dokter, jadi bukan skincare yang sifatnya over the counter (OTC) atau skincare yang diperjualbelikan secara bebas. Tapi kenyataannya masih banyak ditemukan dijual bebas baik secara online maupun offline.
Gambar 5. Skincare etiket biru
Badan POM tak bosan-bosannya mengingatkan Anda untuk menjadi konsumen cerdas, jangan mudah terbujuk FOMO ya. Sebelum memilih skincare, ingat selalu Cek KLIK (Kemasan, Label, Izin Edar, dan Kedaluwarsa). Jika perlu konsultasikan masalah kulitmu dengan dokter kulit sebelum menggunakan produk racikan atau skincare etiket biru, untuk memastikan keamanan dan menghindari dampak buruk.